Rabu, 27 Februari 2013

Praktikum Pembuatan Koloid


I.          Judul Percobaan          : Pembuatan Cake
II.        Tujuan Percobaan        :
·         Untuk memenuhi tugas Ujian Praktek mata pelajaran Kimia
·         Mengetahui kandungan apa saja yang ada dalam kue tersebut

·       Mengetahui jenis-jenis koloid
·         Dapat mengetahui penggunaan koloid
·         Dapat membedakan macam-macam koloid
·         Mengetahui contoh-contoh koloid
·         Serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari
III.       Pelaksanaan percobaan           :
Hari                             : Minggu, 17 Februari 2013
Tempat                        : Rumah Astridya ( Griya Asri Pakusarakan D12, Cimahi )
IV.       Alat dan Bahan          
            Alat                             :
1.      Mixer
2.      Mangkuk besar
3.      Manguk kecil
4.      Loyang
5.      Oven
6.      Spatula, sendok , kuas
7.      Timbangan
Bahan                          :
1.      Tepung terigu 100gr
2.      Telur 8 butir
3.      Gula halus 200gr
4.      Mentega 400gr
5.      Coklat bubuk 100gr
6.      Susu kental manis
7.      Coklat batang
8.      Rhum
9.      Mentega putih
10.  Buah chery 



V.        Landasan Teori           :
1.    PENGERTIAN KOLOID
 Pada kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

2.    SIFAT-SIFAT KOLOID
Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:
a) Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
b) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem koloid.
c) Diffusi dan Filtrasi
Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
d) Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu:
a) Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral.
b) Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.
c) Lapisan ion luar
e) Kesetabilan koloid
Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid
e) Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif.
f) Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol.
g) Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir
h) Koloid Liofil dan koloid Liofob
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob.
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).

3.    JENIS-JENIS KOLOID
Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya.
Jenis-jenis Koloid :
No.    Fase Terdispersi     Fase Pendispersi     Nama    Contoh
1.    Padat    Gas    Aerosol    Asap (smoke), debu di udara
2.    Padat    Cair    Sol    Sol emas, sol belerang, tinta, cat
3.    Padat    Padat    Sol padat     Gelas berwarna, intan hitam
4.    Cair    Gas    Aerosol    Kabut (fog) dan awan
5.    Cair    Cair    Emulsi    Susu, minyak ikan
6.    Cair    Padat    Emulsi padat     Jeli, mutiara
7.    Gas    Cair    Buih    Buih sabun
8.    Gas    Padat    Buih padat     Karet busa, batu apung, stirofoam

a)      Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat ke cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol cair: kabut dan awan,
b)      Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh sol: air sungai, sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
c)      Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat-syarat emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan emulsi dapat digolongkan kedalam 2 golongan yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak.
Contoh emulsi dalam air: santan, susu dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak: mayonaise, minyak bumi dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena pengaruh pengemulsi (emulgator).
d)     Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen dan protein Buih dapat dibuat dengan megalirkan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetok dan lain-lain.adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah bui antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih disebut agen anti buih.
e)      Gel
Koloid yng setegah kaku(antara padat dan cair) disebut gel. Contoh : agar-agar, lem kanji, selai,gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.


4.    PENGGUNAAN KOLOID
Dari contoh-contoh koloid yang telah disebutkan, kita dapat melihat kecenderungan industri membuat produknya dalam bentuk koloid. Misalnya, industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi, dan lain-lain. Mengapa harus koloid? Hal ini dilakukan karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara "homogen" dan stabil (pada tingkat mikroskopis). Cat, sebagai contoh, mengandung pigmen yang tidak larut dalam air atau medium cat, tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang "homogen" (merata) dan stabil. dalam kehidupan sehari-hari banyak kegunaan koloid baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut:
a.    Industri kosmetika
Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream dan deodorant berbentuk koloid dan umumnya sebagai emulsi.
b.    Industri tekstil
Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap yang tinggi sehingga melekat pada tekstil.
c.    Industri sabun dan deterjen
Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air.
d.    Kelestarian lingkungan
Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.

VI.       Cara Kerja                               :
     1.      Menyiapkan alat dan bahan.                           
     2.   Menimbang terigu dan gula halus.
     3.    Menyiapkan mentega dan telur.                      
     4.   Memasukan terigu.
5. Memixer terigu dengan mentega.                      
     6.   Setelah halus, memasukan telur.
     7.  Mengaduk rata semua adonan.                          
     8. Memixer putih telur.
   9.  Menyampurkan putih telur  yang                    
  10. Menyampurkan coklat kedalam sudah di mixer kedalam adonan. adonan sampai adonan berwarna                coklat.
   11. Mengoleskan mentega ke loyang.                  
   12. Memasukn adonan ke dalam loyang.                                                                                
   13. Memanaskan oven.                                            
   14. Memasukan loyang kedalam oven.
                   

Untuk Membuat krimnya
 15. Menyampurkan mentega putih, gula halus dan susu kental manis lalu memixer
sampai mengembang.

Setelah kue jadi menghias semenarik mungkin
16. Memotong coklat batang.                                                
17. Mengoleskan krim ke kueya.
18. Menaburi irisan coklat ke kue yang                                  
19. Menghias kue dengan indah yang telah diolesi krim.                                           
20. Kue siap untuk dihidangkan

VII.     Hasil Pengamatan                               :
- Saat pengocokan telur dan mentega timbul buih.
- Saat adonan dimasukan kedalam oven, adonan mengembang.

VIII.    Diskusi Hasil Percobaan                     :
Pada saat pengocokan telur dan mentega timbul buih hal ini menandakan bahwa terjadi emulsi. Karena kedua jenis zat cair ini tidak saling melarutkan. Kuning telur berperan sebagai emulgator kolesterol dan lemak. Emulgator yang terkadung dalam kunnig telur adalah lesitin yang berfungsi untuk mengikat dan menjaga tekstur agar tetap stabil dan tidak hancur.
IX.       Kesimpulan
Kue yang kelompok kami buat ini merupakan sistem koloid. Karena dalam pembuatannya menmbulkan buih saat pengocokan telur, adonannya mengembang dan terkandung lesitin didalam kuning telur sebagai emulgator.
XI.       Daftar Pustaka
Soma, Wayan. 2004. Panduan Belajar Kimia Kelas XI semester 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Singaraja
Nana Sutresna, Drs. 2003. Pintar Kimia Jilid 3 untuk SMU Kelas 3. Jakarta : Ganeca Exact.
Michael Purba, Drs. 1995. Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta : Erlangga.














0 komentar:

Posting Komentar