
I. Judul
Percobaan : Pembuatan Cake
II. Tujuan
Percobaan :
·
Untuk memenuhi tugas Ujian Praktek mata
pelajaran Kimia
·
Dapat mengetahui penggunaan koloid
·
Dapat membedakan macam-macam koloid
·
Mengetahui contoh-contoh koloid
·
Serta dapat menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari
III. Pelaksanaan
percobaan :
Hari : Minggu, 17 Februari
2013
Tempat : Rumah Astridya ( Griya
Asri Pakusarakan D12, Cimahi )
IV. Alat
dan Bahan
Alat
:
1. Mixer
2. Mangkuk
besar
3. Manguk
kecil
4. Loyang
5. Oven
6. Spatula,
sendok , kuas
7. Timbangan
Bahan :
1. Tepung
terigu 100gr
2. Telur
8 butir
3. Gula
halus 200gr
4. Mentega
400gr
5. Coklat
bubuk 100gr
6. Susu
kental manis
7. Coklat
batang
8. Rhum
9. Mentega
putih
10. Buah
chery
V. Landasan
Teori :
1. PENGERTIAN KOLOID
Pada kehidupan sehari-hari ini, sering kita
temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat
tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan
susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas.
Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid. Koloid adalah suatu campuran
zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel
zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang,
lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah
adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan
(air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti
mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi
koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi
berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4cm. Besaran partikel yang terdispersi,
tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas
partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan
atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung
sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga
molekul makro) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan
mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
2. SIFAT-SIFAT KOLOID
Beberapa
sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:
a)
Efek Tyndall
Efek
Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang
terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
b)
Gerak Brown
Gerak
Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam
sistem koloid.
c)
Diffusi dan Filtrasi
Partikel
koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati. Hal ini
disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel
larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel
koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring
ultra.
d)
Adsorpsi
Adsorpsi
adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut
sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan
ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu:
a)
Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel
koloid netral.
b)
Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.
c)
Lapisan ion luar
e)
Kesetabilan koloid
Kesetabilan
kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan
listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat
elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid
e)
Elektroforesis
Elektroforesis
adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang
bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda
yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju
ke elektroda positif.
f)
Koloid Pelindung
Koloid
pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau
penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi,
misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol.
g)
Dialisis
Dialisis
adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau
membran yang diletakan di dalam air yang mengalir
h)
Koloid Liofil dan koloid Liofob
Umumnya
terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan atau
berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob.
Sol
liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya
(senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap
mediumnya sangat kuat.
Sol
liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya
kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).
3. JENIS-JENIS KOLOID
Penggolongan
sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersinya.
Jenis-jenis
Koloid :
No. Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama
Contoh
1.
Padat Gas Aerosol
Asap (smoke), debu di udara
2.
Padat Cair Sol
Sol emas, sol belerang, tinta, cat
3.
Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam
4.
Cair Gas Aerosol
Kabut (fog) dan awan
5.
Cair Cair Emulsi
Susu, minyak ikan
6.
Cair Padat Emulsi padat Jeli, mutiara
7.
Gas Cair Buih
Buih sabun
8.
Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, stirofoam
a)
Aerosol
Sistem
koloid dari partikel padat ke cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; jika zat yang
terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh
aerosol padat: asap dan debu dalam udara.
b)
Sol
Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid
jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri.
Contoh
sol: air sungai, sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
c)
Emulsi
Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi.
Syarat-syarat emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan emulsi dapat digolongkan kedalam 2 golongan yaitu emulsi minyak
dalam air atau emulsi air dalam minyak.
Contoh
emulsi dalam air: santan, susu dan lateks.
Contoh
emulsi air dalam minyak: mayonaise, minyak bumi dan minyak ikan.
Emulsi
terbentuk karena pengaruh pengemulsi (emulgator).
d)
Buih
Sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,
detergen dan protein Buih dapat dibuat dengan megalirkan suatu gas kedalam zat
cair yang mengandung pembuih.
Buih
digunakan pada berbagai proses, misalnya pada pengolahan biji logam, pada alat
pemadam kebakaran, kosmetok dan lain-lain.adakalanya buih tidak dikehendaki.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah bui antara lain eter dan isoamil alkohol.
Zat pemecah buih disebut agen anti buih.
e)
Gel
Koloid
yng setegah kaku(antara padat dan cair) disebut gel. Contoh : agar-agar, lem
kanji, selai,gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu
sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi
koloid yang agak padat.
4.
PENGGUNAAN KOLOID
Dari
contoh-contoh koloid yang telah disebutkan, kita dapat melihat kecenderungan
industri membuat produknya dalam bentuk koloid. Misalnya, industri kosmetik,
industri makanan, industri farmasi, dan lain-lain. Mengapa harus koloid? Hal
ini dilakukan karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu
campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara "homogen"
dan stabil (pada tingkat mikroskopis). Cat, sebagai contoh, mengandung pigmen
yang tidak larut dalam air atau medium cat, tetapi dengan sistem koloid dapat
dibuat suatu campuran yang "homogen" (merata) dan stabil. dalam
kehidupan sehari-hari banyak kegunaan koloid baik langsung maupun tidak
langsung. Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut:
a. Industri kosmetika
Bahan
kosmetika seperti foundation, finishing cream dan deodorant berbentuk koloid
dan umumnya sebagai emulsi.
b. Industri tekstil
Pada
proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya
terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya
serap yang tinggi sehingga melekat pada tekstil.
c. Industri sabun dan deterjen
Sabun
dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak)
dengan air.
d. Kelestarian lingkungan
Untuk
mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu
alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel
koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.
VI. Cara Kerja :
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Menimbang terigu dan gula halus.
2. Menimbang terigu dan gula halus.
3.
Menyiapkan mentega dan telur.
4. Memasukan terigu.
5. Memixer terigu dengan mentega.
4. Memasukan terigu.
5. Memixer terigu dengan mentega.
6. Setelah halus, memasukan telur.
7.
Mengaduk rata semua adonan.
8. Memixer putih telur.
8. Memixer putih telur.
9. Menyampurkan
putih telur yang
10. Menyampurkan coklat kedalam sudah di mixer kedalam adonan. adonan sampai adonan berwarna coklat.
10. Menyampurkan coklat kedalam sudah di mixer kedalam adonan. adonan sampai adonan berwarna coklat.
11. Mengoleskan mentega ke loyang.
12. Memasukn adonan ke dalam loyang.
12. Memasukn adonan ke dalam loyang.
13.
Memanaskan oven.
14. Memasukan loyang kedalam oven.
14. Memasukan loyang kedalam oven.
Untuk Membuat krimnya
15.
Menyampurkan mentega putih, gula halus dan susu kental manis lalu memixer
Setelah kue jadi menghias semenarik mungkin
16. Memotong coklat batang.
17. Mengoleskan krim ke kueya.
16. Memotong coklat batang.
17. Mengoleskan krim ke kueya.
18. Menaburi irisan coklat ke kue yang
19. Menghias kue dengan indah yang telah diolesi krim.
20. Kue siap untuk dihidangkan
19. Menghias kue dengan indah yang telah diolesi krim.
20. Kue siap untuk dihidangkan
VII. Hasil Pengamatan :
-
Saat pengocokan telur dan mentega timbul buih.
-
Saat adonan dimasukan kedalam oven, adonan mengembang.
VIII. Diskusi Hasil Percobaan :
Pada
saat pengocokan telur dan mentega timbul buih hal ini menandakan bahwa terjadi
emulsi. Karena kedua jenis zat cair ini tidak saling melarutkan. Kuning telur
berperan sebagai emulgator kolesterol dan lemak. Emulgator yang terkadung dalam
kunnig telur adalah lesitin yang berfungsi untuk mengikat dan menjaga tekstur
agar tetap stabil dan tidak hancur.
IX. Kesimpulan
Kue
yang kelompok kami buat ini merupakan sistem koloid. Karena dalam pembuatannya
menmbulkan buih saat pengocokan telur, adonannya mengembang dan terkandung
lesitin didalam kuning telur sebagai emulgator.
XI. Daftar Pustaka
Soma,
Wayan. 2004. Panduan Belajar Kimia Kelas XI semester 2 Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Singaraja
Nana
Sutresna, Drs. 2003. Pintar Kimia Jilid 3 untuk SMU Kelas 3. Jakarta : Ganeca
Exact.
Michael
Purba, Drs. 1995. Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar